Sebagai seorang karyawan, kita wajib menyisihkan uang untuk pensiun
nanti. Karena karyawan tidak selalu bisa bekerja untuk selamanya.
Pensiun harus direncanakan untuk jaminan memiliki kehidupan yang layak
jika karyawan tidak aktif lagi dalam bekerja.
Selain ingin pensiun dengan tenang dan terjamin, karyawan juga memiliki
impian untuk kaya sama seperti pemilik perusahaannya. Dan sebenarnya
karyawan juga memiliki kesempatan yang sama dengan sang pemilik bisnis
untuk kaya, untuk menjadi seorang milyarder.
Keuntungan menjadi seorang karyawan adalah mendapatkan jumlah
penghasilan yang pasti setiap bulannya dengan resiko yang relatif kecil.
Tapi seringkali, penghasilan seorang karyawan tidak serta-merta
menjadikannya milyuner, kecuali jika dia berada di jajaran eksekutif
seperti menjadi direktur.
Selain itu, seorang karyawan memiliki resiko untuk dipecat, tapi masalah
tersebut masih bisa dikelola dengan mencari pekerjaan di tempat lain.
Karyawan yang telah berpengalaman biasanya malah dicari oleh perusahaan
lain dan mudah berpindah-pindah kantor. Jadi, resiko yang dihadapi
karyawan tidak terlalu menyulitkan jika dikelola dengan baik.
Untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi resiko ini, karyawan perlu
menabung dan berinvestasi. Menabung untuk mencukupi kebutuhan selama
mencari pekerjaan baru atau memulai usaha lain. Selain menabung,
karyawan juga harus berinvestasi.
Mengapa karyawan perlu juga berinvestasi tidak cukup hanya dengan
menabung? Oleh karena dengan berinvestasi, seorang karyawan bisa
menumbuhkan kekayaannya. Investasi memungkinkan seorang karyawan bisa
kaya, membuat uangnya bekerja dan bertumbuh, menjadikannya seorang
milyarder.
Jadi, bukan hanya pebisnis seperti para pemilik perusahaan atau
profesional bernilai tinggi seperti: dokter, pengacara, konsultan,
penulis, pemusik, pemain film, dan seterusnya saja yang bisa menjadi
orang kaya. Karyawan juga berpeluang untuk bisa kaya dan menjadi
jutawan.
Para pebisnis dan profesional mahal memang memiliki kesempatan yang
besar untuk menjadi milyuner tanpa perlu berinvestasi, tapi penghasilan
mereka tidak pasti setiap bulan (meski kebanyakan besar sekali
menghasilkan) tapi resiko yang dihadapi juga sangat besar dan bisa
membuat bangkrut serta merugikan banyak orang, para karyawannya
misalnya.
Para pebisnis dan profesional ini juga memiliki kebutuhan untuk menabung
dan berasuransi, karena semuanya tak terkecuali karyawan juga,
menghadapi resiko kesehatan dan kematian. Namun biasanya karyawan sudah
diasuransikan oleh perusahaannya, sehingga bisa berfokus pada menabung
dan berinvestasi saja.
Seperti yang sudah disebutkan, karyawan tidak boleh hanya sekedar
menabung. Tabungan hanya untuk mengamankan uang yang didapat, tapi untuk
membuatnya bertumbuh dan memungkinkan seorang karyawan bisa kaya
memerlukan kegiatan berinvestasi yang terukur. Jika seorang karyawan
ingin memiliki kesempatan untuk menjadi milyarder juga, maka dia
haruslah berinvestasi.
Memang bisa saja karyawan mencari penghasilan tambahan dan belajar
menjadi jutawan dengan menjadi pebisnis. Memulai dari usaha
kecil-kecilan dan berharap bisa memiliki perusahaan yang bisa
menjadikannya seorang milyuner nantinya. Sayangnya, ini bukanlah pilihan
yang mudah bagi karyawan.
Hambatan yang menghalangi karyawan untuk menjadi pebisnis adalah karena
dalam berbisnis diperlukan fokus dan kesempatan. Karyawan akan sulit
berkonsentrasi dalam mengembangkan usahanya menjadi besar sementara ia
masih bekerja. Waktu, tenaga, dan pikiran menjadi terbelah dan akan
membawa stres serta kelelahan yang akhirnya bisa membuat karyawan
tersebut burn-out.
Dan kesempatannya mungkin kecil, karena karyawan kurang pengalaman dan
lingkungannya serta jaringannya tidaklah mendukung. Motivasinya juga
akan bermasalah, karena karyawan biasa termotivasi oleh atasan dengan
menghindari tegurannya, sedangkan pebisnis termotivasi oleh passion-nya kepada bisnisnya dengan mencari-cari dan mengejar peluang.
Selain itu, bisnis membawa resiko yang membahayakan stabilitas keuangan
karyawan yang sudah terbiasa dengan mentalitas anggaran yang sudah biasa
diatur secara bulanan. Banyak karyawan yang akhirnya terjerumus ke
dalam jeratan hutang akibat bisnis sampingannya. Masalah lain juga siap
menghampiri seperti persaingan khususnya dari perusahaan-perusahaan yang
lebih besar, isu legal/hukum, sosial-budaya, dan sebagainya.
Lalu, pilihan lain untuk menjadi milyarder adalah dengan menjadi
profesional penyedia jasa yang memiliki pendapatan yang tinggi karena fee-nya
yang mahal. Contohnya: dokter, pengacara, konsultan, penulis, pemusik,
pemain film dan penyedia jasa mahal lainnya yang membutuhkan keahlian
khusus atau bakat tertentu.
Namun, karyawan akan kesulitan jika mengambil langkah di jalur ini.
Untuk menjadi milyarder dari jalur profesional membutuhkan waktu, biaya,
pendidikan, dan pengalaman yang banyak. Maka, kesempatan terbesar bagi
seorang karyawan untuk kaya adalah dengan menjadi seorang investor.
Berikut adalah beberapa tips singkat dalam berinvestasi bagi seorang karyawan;
Mulailah dengan menyisihkan gaji minimal 10 persen
sampai dengan 33% (kalau bisa) khusus untuk berinvestasi saja, diluar
untuk menabung dan bayar hutang, ketika waktunya gajian. Jangan menunggu
sisa bisa-bisa kehabisan, sisihkan terlebih dahulu. Bahkan uang untuk
berinvestasi harus diutamakan seperti kebutuhan bulanan dan pembayaran
hutang. Anggap dana investasi sebagai kewajiban yang harus dibayarkan
pertama kali ketika mendapatkan gaji dan uang yang dihasilkan lainnya.
Karyawan mesti berinvestasi secara hati-hati dan terencana dalam jangka
waktu yang panjang. Jangan tergoda dengan tawaran investasi yang
memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Waspadalah dengan skema
ponzi, piramida, dan permainan uang lainnya. Jangan berjudi, berspekulasi lewat transaksi yang spekulatif seperti futures, valas spekulasi, komoditas serta saham eksotik, dan sebagainya. Berinvestasilah secara aman.
Investasi yang aman adalah dalam bentuk emas dan deposito. Jika dana
investasi sudah terkumpul lumayan banyak, bisa didiversifikasikan ke
pasar uang dengan membeli obligasi. Carilah obligasi yang terjamin
seperti obligasi pemerintah atau obligasi perusahaan yang memiliki
peringkat investasi yang bagus.
Karyawan sebaiknya menghindari investasi di pasar saham, kecuali ada dana khusus dan belilah saham dengan rating yang tinggi (bluechips)
atau lewat reksadana yang terproteksi. Hati-hati juga dalam
berinvestasi di bidang properti kecuali benar-benar mengerti atau ingin
berbisnis kontrakan/kos-kosan atau penyewaan dalam jangka panjang.
Jangan berinvestasi dalam bisnis dengan memberikan hutang atau modal
untuk usaha orang lain. Jangan sampai kegiatan berinvestasi malah
membawa kecemasan tambahan dan mengganggu pekerjaan utama sang karyawan.
Dan akhir kata, investasi yang paling berharga untuk seorang karyawan
bukan hanya dengan uang. Tapi juga dengan pendidikan yang bisa menunjang
karir dan kepintaran karyawan dalam berinvestasi. Karyawan harus
mengikuti pelatihan dan training yang memotivasi kerjanya, bisa membantu peningkatan karirnya, dan menambah pengetahuannya dalam berinvestasi.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar