“Dropship enak, dua hari ini barang dropshipku laris, aku ga sibuk sama sekali, cuman ngecek transferan doang” (Pendapat seorang teman yang memiliki toko online sukses tentang model dropshipping)
Sebagai pemilik toko online, Anda mempunyai beberapa pilihan dasar untuk pengadaan produk :
- Melakukan pre-buy stok persediaan dalam jumlah besar (beli putus), menyimpannya di gudang (atau rumah atau garasi), dan kemudian memaketkan dan mengirim produk sesuai pesanan customer.
- Membuat perjanjian konsinyasi dengan supplier, menempatkan barang milik supplier di gudang Anda.
- Menemukan supplier dropship yang akan mengirimkan produk langsung ke customer Anda sesuai pesanan mereka.
Tiap pilihan memiliki pro dan kontra tersendiri. Tapi berdasarkan
pengalaman, pro terhadap model dropship jauh lebih besar dibandingkan
kontranya dan dengan menggunakan seorang dropshipper, Anda lebih unggul
dalam persediaan produk.
Bagaimana Dropshipping Bekerja
Model dropship sangat mudah dipahami, seperti yang diilustrasikan pada diagram di atas. Ada 3 proses, yaitu :
- Seorang customer memesan suatu produk pada website Anda dan membayar lunas produk tersebut.
- Anda meneruskan informasi pesanan ke supplier dropship Anda, yang memberikan Anda harga grosir.
- Supplier Anda mengirimkan produk langsung dari pabrik/gudang mereka ke customer Anda.
Keuntungan Menggunakan Model Dropship
Mari berbicara tentang keuntungan menggunakan dropshipper untuk toko
online Anda. Pertama, Anda tidak perlu melakukan pembelian persediaan
produk di muka, yang kadang-kadang membutuhkan modal yang cukup besar.
Dengan model dropship, Anda tidak membayar sepeser pun kepada
supplier Anda hingga Anda mengumpulkan pendapatan dari customer Anda.
Keuntungan ini tidak hanya baik untuk cash flow, tetapi juga
memastikan Anda tidak akan pernah terjebak dengan persedian yang telah
Anda beli namun tidak ada seorangpun yang ingin membelinya.
Kedua, ketika Anda menggunakan model dropship, Anda tidak memerlukan
gudang atau peralatan lainnya untuk menangani persediaan ataupun proses
pesanan. Anda dapat menjalankan toko ecommerce Anda dengan hanya
menggunakan komputer. Anda tidak harus membayar uang sewa, membeli
peralatan, merekrut karyawan, dan segala macam biaya ‘overhead’ lainnya.
Ketika Anda menggunakan dropshipper, biaya operasi bulanan Anda tidak
akan lebih dari Rp.500,000 -Rp.1,000,000 per bulan.
Ketiga, dengan model dropship, Anda tidak perlu khawatir mengenai
pemenuhan pesanan (misalnya pemrosesan dan pengiriman pesanan). Supplier
mengambilalih semuanya. Yang Anda lakukan adalah meneruskan informasi
pesanan ke customer dan kemudian memberikan informasi pengiriman ke
customer.
Terakhir, model dropship memungkinkan Anda untuk fokus pada waktu
Anda dan berusaha untuk menarik pengunjung ke toko Anda dan mengkonversi
pengunjung ini menjadi customer Anda. Inilah yang akan mendorong
kesuksesan Anda dan membangun rekening bank Anda. Banyak pemilik toko
memutuskan untuk menyimpan dan mengirimkan produk sendiri yang
menghabiskan sebagian besar waktu mereka melakukan hal tersebut.
Bukannya menghabiskan waktu mereka untuk meningkatkan traffic dan
memperkuat conversion rate mereka.
Perbedaan dropship dan konsinyasi
Dengan menggunakan model konsinyasi, berarti Anda memerlukan gudang
untuk menyimpan persediaan dan menanggung risiko barang rusak di gudang.
Dengan menggunakan konsinyasi dan beli putus, harga yang Anda dapat
biasanya akan lebih murah daripada menggunakan model dropship, namun
juga menambah risiko dan juga beban pekerjaan dari sisi Anda sebagai
pemilik online store.
Sumber :
http://startupbisnis.com/cara-membuat-toko-online-memahami-dropshipping/
Sumber :
http://startupbisnis.com/cara-membuat-toko-online-memahami-dropshipping/
1 komentar:
Benar juga artikel diatas,perlu dimasukkan dalam pertimbangan
Posting Komentar